
Fakta Kereta Api di Pulau Sumatra: Sejarah, Kondisi Terkini, dan Harapan Masa Depan
Transportasi kereta api di Indonesia identik dengan Pulau Jawa. Tapi jangan salah, Pulau Sumatra juga punya cerita panjang dan fakta menarik tentang jaringan relnya. Walau jalurnya tidak saling terhubung seperti di Jawa, kereta api di Sumatra memegang peran vital, khususnya untuk angkutan barang dan sebagian angkutan penumpang. Yuk, kita gali lebih dalam!
1. Jalur Kereta Api di Sumatra Sudah Ada Sejak Abad ke-19
Awal pembangunan rel kereta api di Sumatra dimulai pada zaman Pemerintah Kolonial Belanda. Jalur pertama dibangun di Sumatra Barat pada tahun 1887 dan selesai di tahun 1891. Jalur ini menghubungkan Pelabuhan Teluk Bayur dengan tambang batubara Ombilin di Sawahlunto.
Jalur ini dibangun untuk mengangkut batubara dari tambang ke pelabuhan, lalu diekspor ke berbagai negara. Sisa-sisa jalur ini bahkan masih dapat dilihat dan digunakan sebagai jalur kereta wisata Sawahlunto.
2. Jaringan Rel Terpisah-Pisah
Berbeda dengan Jawa yang jalurnya saling terhubung dari ujung barat ke timur, jaringan rel di Sumatra terpisah menjadi beberapa wilayah operasi (Divisi Regional atau Divre):
- Divre I Sumatra Utara
Meliputi jalur Medan–Binjai, Medan–Tebing Tinggi, Tebing Tinggi–Pematangsiantar, dan Medan–Bandara Kualanamu. Jalur ini melayani penumpang komuter, kereta bandara, hingga angkutan barang. - Divre II Sumatra Barat
Melayani jalur Padang–Pariaman, Padang–Kayu Tanam, hingga Sawahlunto. Di Sumbar juga ada jalur kereta wisata legendaris, Mak Itam. - Divre III Sumatra Selatan
Memiliki jalur Kertapati–Lubuklinggau, Kertapati–Prabumulih–Baturaja, hingga Tanjung Karang di Lampung. Jalur ini terkenal dengan Babaranjang, kereta batubara rangkaian panjang yang menjadi andalan.
3. Kereta Batubara Rangkaian Panjang (Babaranjang)
Salah satu ikon kereta api di Sumatra adalah Babaranjang. Babaranjang adalah kereta angkutan batubara dengan rangkaian gerbong yang bisa mencapai panjang hingga 60 gerbong lebih! Kereta ini mengangkut batubara dari area tambang di Tanjung Enim (Sumsel) ke Pelabuhan Tarahan di Lampung untuk keperluan ekspor.
Babaranjang menjadi salah satu kereta angkutan barang paling produktif di Indonesia, membawa jutaan ton batubara setiap tahun. Kontribusinya besar bagi pemasukan negara.
4. Kereta Wisata Mak Itam: Warisan Sejarah yang Hidup
Kereta wisata Mak Itam di Sawahlunto, Sumatra Barat, adalah lokomotif uap legendaris yang masih dirawat sebagai warisan budaya. Jalur pendek Mak Itam sempat jadi daya tarik wisatawan, karena penumpang bisa merasakan sensasi naik kereta uap di tengah kota tambang tua.
5. Stasiun-Stasiun Bersejarah
Beberapa stasiun di Sumatra punya nilai sejarah tinggi:
- Stasiun Sawahlunto: Salah satu stasiun tertua, kini difungsikan sebagai museum kereta api.
- Stasiun Kertapati Palembang: Pusat operasional kereta api di Sumatra Selatan.
- Stasiun Medan: Stasiun besar yang sibuk melayani penumpang kereta bandara, kereta antarkota, dan kereta komuter.
6. Kereta Bandara Pertama di Luar Jawa
Sumatra juga punya kereta bandara! Kualanamu Airport Railink Service (ARS) adalah kereta bandara pertama di Indonesia di luar Jawa. Jalur Medan–Kualanamu sepanjang ±40 km ini mempermudah akses penumpang dari pusat kota ke Bandara Internasional Kualanamu dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
7. Tantangan Pengembangan Rel
Walaupun potensinya besar, pengembangan rel di Sumatra menghadapi tantangan seperti:
- Biaya pembangunan yang tinggi karena kontur alam yang berbukit-bukit.
- Banyak jalur mati yang butuh reaktivasi.
- Persaingan dengan transportasi jalan raya yang lebih fleksibel.
8. Harapan Masa Depan: Proyek Trans Sumatra Railway
Untuk menghubungkan kota-kota besar di Sumatra, pemerintah menggagas Proyek Kereta Api Trans Sumatra. Rencana besar ini diharapkan dapat menghubungkan Aceh hingga Lampung dengan rel kereta yang saling terintegrasi. Jika berhasil terwujud, maka logistik, pariwisata, dan mobilitas masyarakat Sumatra akan meningkat pesat.
Penutup: Menjaga dan Mengembangkan Warisan Rel Sumatra
Rel kereta api di Sumatra bukan hanya soal transportasi, tetapi juga saksi sejarah panjang Indonesia. Dari masa kolonial, era kemerdekaan, hingga masa kini, kereta api di Sumatra terus beradaptasi. Harapannya, dengan revitalisasi dan pembangunan jalur baru, rel di Pulau Andalas bisa menjadi penggerak ekonomi sekaligus destinasi wisata sejarah yang membanggakan.